Idealnya, Pada Usia Berapa Anak Perlu Diajari Mengelola Keuangan?

Wayan Diananto | 21 Februari 2019 | 11:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kata orang, mencari uang itu susah namun menghabiskannya sangat mudah. Karenanya, uang yang didapat perlu dikelola dengan teliti agar tak mudah habis. Kalau bisa, berkembang makin banyak. Kemampuan mengelola keuangan perlu diajarkan sejak usia dini. Karenanya, orang tua diimbau mengajari anak-anak mengatur uang. Hal itu terungkap dalam gelar wicara "Peluncuran dan Pelatihan Guru Program Pendidikan Cerdas Keuangan" di Jakarta, pekan lalu.

Idealnya, pada usia berapa anak perlu diajari mengelola keuangan? "Kami memberikan pemahaman keuangan kepada anak khususnya yang berusia 7-12 tahun. Alasannya, di atas 12 tahun, perilaku dan kebiasaan anak termasuk dalam menggunakan uang sudah terbentuk. Mumpung masih kecil, berikan pemahaman tentang pentingnya mengelola keuangan agar beranjak remaja, ia tahu apa yang mesti dilakukan dengan uang itu," urai Executive Director Prudence Foundation, Marc Fancy.

Marc menambahkan, anak-anak perlu diajar tentang hak mereka terhadap uang dan petunjuk penggunaannya. Ini penting untuk menekan perilaku konsumtif pada anak. Untuk mengajari anak bijaksana mengelola keuangan, Prudential memperkenalkan Kurikulum Cha-Ching yang berfokus pada empat konsep utama mengelola uang, yaitu memperoleh, menyimpan, membelanjakan, dan menyumbangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum ini telah diperkenalkan di 221 sekolah di Jakarta, merangkul lebih dari 14 ribu murid serta 466 guru. Hingga tahun 2020, Cha-Ching ditargetkan menjangkau 92 ribu siswa di 1.546 sekolah di Jakarta. Selain itu, Prudential Indonesia menyelenggarakan "Pelatihan Kurikulum Cha-Ching bersama Sahabat Cha-Ching" di Jakarta pada Juli tahun lalu. Pelatihan ini merangkul perwakilan komunitas edukasi di Jakarta dan sekitarnya.

"Tujuannya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang literasi keuangan. Sekadar mengingatkan, tahun 2012 Otoritas Jasa Keuangan dibentuk. Peraturan pertama yang diterbitkan terkait dengan proteksi dan edukasi terhadap konsumen baik preventif dan remedi. Ini karena literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah," terang Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait